Kamis, 27 November 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesakitan dan kematian yang diakibatkan rokok adalah bagian dari bentuk kelalaian atau kesalahan yang di sengaja, karena itu identik dengan bunuh diri. Padahal dalam sudut pandang agama, tindakan itu tidak akan diberkati oleh Tuhan yang Maha Esa.

Penyakit HIPERTENSI merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupum di beberapa negara yang ada di dunia.

Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2005 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 mulyar kasus di tahun 2005. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Menurut data di Indonesia 6,5 juta orang dewasa menderita penyakit akibat merokok. (Depkes, 2003).

Dari segi kesehatan telah terbukti bahwa merokok berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit yang diakibatkan diantaranya penyakit kardiovaskuler (seperti jantung koroner, stroke, aneurisma arteroklerosis aorta, arteroklerosis pembuluh darah perifer). 

Penyakit kanker (seperti kanker paru, mulut, tenggorokan, pankreas, ginjal, dan lambung), keadaan alergi dan penurunan daya tahan tubuh, diabetes melitus, perubahan genetik, gangguan kromosom, menghambat perbaikan DNA yang rusak serta mengganggu sistem enzimetik. Akhir-akhir ini para ahli juga menghubungkan kebiasaan merokok dengan katarak mata dan osteoporosis. (Aditama, 2002).

World Health Organization (WHO) memperkirakan dewasa ini terdapat sekitar 1,1 milyar perokok didunia ini, 2 juta orang pria merupakan penduduk negara maju. Di negara berkembang diperkirakan jumlah perokok hampir tiga kali lebih banyak dibanding di negara maju yaitu sekitar 700 juta perokok pria.

Data yang dikeluarkan WHO pada tahun 2002 menyebutkan bahwa 41% pria, sementara di negara berkembang 50% pria punya kebiasaan merokok.

Data Departemen Kesehatan RI, Indonesia pada akhir tahu  1999 kematian akibat rokok sudah mencapai 57.000 jiwa pertahun. Angka konsumsi rokok di Indonesia termasuk yang paling cepat pertumbuhannya di dunia karena melonjaknya perokok pemula yang sebagian besar berumur antara 10-19 tahun. (Aditama, 2002).

Rokok menjadi penyebab kematian di antara 10 orang dewasa di dunia. Kecenderungannya makin meningkat, tahun 2030 diperkirakan akan menyebabkan 10 juta kematian setahun. Di Indonesia konsumsi rokok tumbuh paling cepat di dunia, penyebab utamanya perokok pemula. (IDI, 2002).

Merokok dapat menjadi penyebab masalah kesehatan di Indonesia sangat nyata terlihat sejak tahun 1980 dengan dimunculkannya hasil survey tentang kebiasaan merokok dan beberapa aspek lainnya yang berhubungan dengan merokok sekalipun data yang ada belum transparan menggambarkan situasi sebenarnya.

Sejak Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahub 1992 hingga sekarang ditemukan bahwa penyakit jantung koroner menempati tingkat pertama penyebab kematian di Indonesia.

Penyakit Jantung Koroner merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyatakan kelainan myocardium yang disebabkan oleh insufiensi aliran darah koroner. (Himawan, 1973). Dari segi etiologi, merokok memang bukan penyebab tunggal Penyakit Jantung Koroner. Beberapa faktor resiko Penyakit Jantung Koroner, yaitu kebiasaan merokok, kadar kolesterol yang tinggi dalam darah, kadar lemak yang tinggi dalam darah, hipertensi, diabetes melitus obesitas dan sedentary living (gaya hidup dengan aktivitas yang sedikit).

Dari penjelasan di atas, ternyata kebiasaan merokok merupakan faktor resiko yang relatif besar menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung Koroner. (Siagian, 1998).

Menghilangkan salah satu faktor resiko atau mengurangi resiko akan berarti menurunkan kemungkinan terjadinya Penyakit Jantung Koroner. Sebaliknya Penyakit Jantung Koroner disebabkan merokok akan terus meningkat jika upaya untuk mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab tidak sungguh-sungguh dilakukan.

Laki-laki perokok merupakan keadaan dimana seseorang dengan kebiasaan menghisap rokok setiap hari. Biasanya laki-laki perokok merasa lebih menonjolkan kejantanannya dibanding mereka yang tidak merokok.

Suami adalah Seseorang yang menjadi kepala keluarga di dalam rumah tangga, Selain itu juga suami merupakan tulang punggung, Pencari nafkah untuk menghidupi isteri dan anak-anaknya. Sedangkan menurut DepKes RI 1998, Definisi dari sebuah keluarga untuk menghidupi isteri dan anak-anaknya. Sedangkan menurut DepKes RI 1998, Definisi dari sebuah keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Jumlah penduduk cakung jakarta timur menurut data monografi Tahun 2010 berjumlah 850 jiwa, dengan perincian sebagai berikut: Penduduk laki-laki sebesar 423 jiwa dan penduduk perempuan sebanuak 427 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 327 KK cakung jakarta timur.

Dari hasil survey DinKes cakung jakarta timur diperoleh data tingkat pengonsumsi rokok di cakung, jakarta timur masih sangst tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang ada di Jakarta. Oleh karena itu penelitian tentang "PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP HIPERTENSI AKIBAT KEBIASAAN MEROKOK" perlu dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian merumuskan masalah Pengetahuan suami terhadap hipertensi akibat kebiasaan merokok di cakung, jakarta timur.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum : Mengetahui gambaran tingkat Pengetahuan suami terhadap Hipertensi akibat kebiasaan merokok.
Tujuan Khusus :
  1. Mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan suami terhadap dampak kesehatan akibat kebiasaan merokok.
  2. Mengetahui tingkat pengetahuan suami tentang dampak penyakit akibat merokok bagi orang dewasa, bayi, dan anak-anak.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan dalam berbagai bidang, yaitu sebagai berikut: 
  1. Bagi Peneliti : Untuk mengembangkan kemampuan setelah memperoleh ilmu baik secara teori maupun praktik. 
  2. Bagi Pemerintah : Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan atau program yang tepat dalam usaha mengurangi jumlah perokok di indonesia. 
  3. Institusi Pendidikan : Sebagai masukan bagi mahasiswa keperawatan agar lebih berkontribusi memperhatikan dan mempromosikan kepada masyarakat disekitarnya tentang bahaya perilaku merokok terhadap angka kejadian hipertensi. 
  4. Di Bidang Pelayanan : Sebagai masukan atau informasi yang berguna bagi pelayan kesehatan untuk semakin meningkatkan promosi kesehatan mengenai dampak merokok terhadap hupertensi dan penyakit jantung lainnya. 
E. Ruang Lingkup Penelitian
  1. Ruang Lingkup Tempat : Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah kepala keluarga atau suami di cakung jakarta timur. 
  2. Ruang Lingkup Materi : Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu keperawatan dengan kajian ilmu gizi dasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar